DPMPTSP Sulbar ke Majene, Petakan Peluang Investasi Perkebunan dan Perikanan

DPMPTSP Sulbar ke Majene, Petakan Peluang Investasi Perkebunan dan Perikanan

Terassulbar.com, Mamuju — Dalam rangka mendorong peningkatan investasi daerah, Tim Kerja Pengelolaan dan Penyajian Data serta Sistem Informasi Penanaman Modal dan Perizinan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan kegiatan koordinasi dan pemetaan potensi serta peluang investasi pada sektor perkebunan dan perikanan di Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar.

Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Muda DPMPTSP Sulbar Sudarman mengatakan koordinasi ini merupakan bagian dari upaya strategis DPMPTSP Sulawesi Barat dalam memperkuat basis data sektoral dan memfasilitasi promosi investasi di wilayah kabupaten. Fokus utama kegiatan adalah menggali lebih dalam potensi unggulan daerah yang dapat dikembangkan sebagai peluang investasi yang menjanjikan bagi para pelaku usaha dan investor.

Dimas, perwakilan dari tim kerja, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu langkah konkret dalam penyusunan profil potensi investasi daerah berbasis data dan analisis lapangan.

“Kegiatan koordinasi ini adalah bentuk upaya pemetaan peluang investasi yang bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik investasi di tiap-tiap kabupaten. Dengan data yang lebih akurat dan terintegrasi, kita dapat mendorong pertumbuhan investasi yang lebih terarah dan berkelanjutan,” ujar Sudarman.

Kegiatan ini bertujuan untuk Melakukan identifikasi dan pemetaan komoditas unggulan di sektor perkebunan dan perikanan, Menghimpun data dan informasi dari perangkat daerah terkait untuk memperkuat basis data investasi, Mendorong sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam strategi fasilitasi investasi, dan Menyusun materi promosi yang lebih informatif dan berbasis potensi riil di lapangan.

“DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat berharap melalui kegiatan ini, koordinasi antar pemangku kepentingan dapat ditingkatkan, serta peluang-peluang investasi di daerah dapat lebih dikenal secara luas, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Sudarman. (rls)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *