Pemprov Sulbar Monev Pembinaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Majene dan Polman
Terassulbar.com, Mamuju – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dalam rangka Pembinaan 8 (delapan) Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar (Polman) pada tanggal 5-7 Juni 2024.
Kepala Bapperida Sulbar, Junda Maulana mengatakan, pelaksnaan kegiatan itu bertujuan untuk melaksanakan evaluasi kinerja pemerintah kabupaten dalam melaksanakan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting dan sebagai bahan perbaikan untuk melaksanakan 8 aksi konvergensi di tahun-tahun yang akan datang.
“Inti dari kegiatan ini ada empat. Pertama mengukur tingkat kinerja pemerintah kabupaten dan desa dalam pelaksanaan 8 Aksi, kedua memastikan akuntanbilitas kinerja kabupaten dan desa yang sinergi dalam penurunan stunting, ketiga hasil penilaian kinerja didasari melalui hasil penginputan yang dilaporkan melalui Web Monitoring untuk dikonfirmasi dalam pelaksanaan penilaian kinerja oleh Tim Panelis, keempat review terhadap aksi yang telah dilaksanakan di Tahun 2023 pada pelaksanaan aksi 1-8 untuk lokus stunting Kabupaten Polman,” kata Junda Maulana sekaligus Wakil Ketua I Tim Percepatan Penurunan Stunting Sulbar, saat dikonfimasi baru-baru ini.
Junda mengapresiasi beberapa inovasi yang dilakukan Kabupaten Majene dan Polman dalam penurunan stunting. Pihaknya juga berharap pemerintah kabupaten lainnya memperhatikan pengelolaan data terkait 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.
Adapun hasil evaluasi peniilaian kinerja 8 Aksi Konvergensi Stunting akan disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri RI untuk dilakukan evaluasi lanjutan.
Dari data yang ada, 1 (satu) kabupaten mengalami peningkatan dan 5 (lima) kabupaten mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terdapat pada Kabupaten Polman (11,2%), Majene (10,1%), Mamuju (1%), Mamasa (1%), Mamuju Tegah (1%). Dan hanya 1 (satu) kabupaten yang mengalami kenaikan yaitu Pasangkayu (2,1%).
Prevalensi stunting di Sulbar masih berada di tingkat yang cukup tinggi. Data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Sulbar sebesar 30,05 persen, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Seperti diketahui, Pj. Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin menitipkan empat hal yang perlu diperhatikan dalam percepatan penurunan stunting di Sulbar. Pertama, peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama ibu hamil, bayi dan balita.
Kedua, peningkatan gizi ibu hamil dan anak balita. Ketiga, peningkatan akses air bersih dan sanitasi. Dan terakhir, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat berupa edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan. (rls)