Percepat Pertolongan, BPBD Sulbar Lakukan Pembinaan Penanggulangan Bencana untuk Setiap Kabupaten
Terassulbar.com, Polewali Mandar – BPBD Sulbar melaksanakan pembinaan dan pengawasan BPBD di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju Tengah, Pasangkayu, Polewali Mandar. Kegiatan ini dilaksanakan di Polewali Mandar dari 8 hingga 12 Juni 2023.
Para peserta didampingi dalam pengusulan proposal pengajuan infrastruktur jalan, jembatan dan Tanggul yang terdampak kerusakan pasca bencana dengan melakukan verifikasi Oleh BPBD Provinsi.
Karena ini salah satu syarat dalam pengusulan ke BNPB Admin E-Proposal BNPB setelah melakukan Verifikasi BPBD mengajukan ke Gubernur Provinsi Sulawesi Barat untuk mengeluarkan Rekomendasi Persetujuan Proposal Kabupaten ke BNPB pusat dengan adanya kegiatan kegiatan-kegiatan usulan Kabupaten yang mendapat Anggaran dana bencana dari BNPB Pusat.
“Ini sangat berdampak pada perekonomian secara tidak langsung pada perbaikan infrastruktur jembatan rusak, tanggul yang jebol dan jalan yang putus,” kata Kepala BPBD Sulbar Amir Maricar, Kamis (08/06/23).
Dibentuklah, Tim Jitu Pasna sebagai wadah untuk memberikan respon cepat dalam penanganan bencana untuk menyusun penetapan dan pengusulan rencana rehabilitas rekonstruksi pasca bencana (R3B).
Mengingat, Sulbar mempunyai frekuensi kejadian bencana yang sangat tinggi dan setiap tahun mengalami peningkatan yang dipicu dengan kondisi topografi yang dikombinasikan dengan kondisi iklim menyebabkan bencana banjir dan longsor sering terjadi.
Ini terjadi dan menimpa beberapa wilayah Sulawesi Barat yang mengakibatkan adanya korban jiwa dan rusaknya lima sector yang sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.
“Makanya kita laksanakan penguatan tim Jitupasna. Tim inilah bekerja nanti jika terjadi bencana,” ungkapnya.
Karena tim jitu pasna telah menguraikan kerusakan yang terdampak di lima sektor seperti sektor infra struktur, Sektor Pemukiman, Sektor Sosial, sector ekonomi dan lintas sektor.
Dengan ini, BPBD Kabupaten mudah menyusun sebuah dokumen JItupasna sebagai rujukan dalam percepatan pemulihan Rehabilitasi Rekontruksi sesuai dengan tingkat bancana yang terjadi.
“Adapun tingkat bencana Sektor tertentu yang hanya terdampak satu sampai tiga sektor saja. Pengusulannya hanya mengacu pada pada dokumen Tim Jitu Pasna. Sedangkan Dokumen R3P apabila bencana yg terjadi merusak semua sektor di sebut bencana massif,” bebernya.
Kegiatan Penguatan kapasitas Tim Jitu Pasna dilaksanakan di Kabupaten Polewali mandar yang dibuka oleh Deputi Rehabilitasi Rekontruksi BNPB, Jarwansyah.
Dihadirkan juga narasumber dari BNPB yakni Kasubid Inventarisasi dan Analisis Kebutuhan, Savera dan Analis Bencana Ahli Muda, Ranggi Maulana.
“Peserta diberikan sosilaisasi penyusunan, penetapan dan pengusulan R3P yang menjelaskan dasar menyusunan Dokumen Jitupasna,dokumen R3P ( Renancana Rehabilitasi Rekontstruksi Pasca Bencana) sampai pada pengimptan E-Proposal melalui Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB),” tandasnya.
Hasil yang dicapai pada pelaksanaan kegiatan ini BPBD kabupaten telah memiliki Tim Jitupasna yang terlatih dalam Penyusuanan Dokumen Jitupasna maupun R3P yang selalu siap dan siaga dalam mengawal program pemulihan pasca bencana di Provinsi Sulawesi Barat. (ril)